image1 image2

BUBURBULATです |WELCOME TO MY PERSONAL BLOG|数学と芸術が大好き

Jam Karet

"Assalamualaikum, kepada setiap panitia masa orientasi kampus, diharapkan besok 15 November 2014 pukul 08.00 WIB hadir rapat di taman depan depan masjid At-Taubah."

Begitulah isi pesan singkat yang dikirimkan Sanusi kepada setiap koordinator divisi panitia masa orientasi kampus. Dia sebagai ketua harus meningkatkan koordinasi antar divisi mengingat kegiatan akan segera dilaksanakan.

15 November 2014, pukul 07.30 WIB
Sanusi sudah tampak di taman depan masjid At-Taubah. Dia terlihat mencari-cari tempat yang nyaman yang akan digunakan rapat. Belum tampak panitia lain berada di taman tersebut, yang ada hanyalah beberapa mahasiswa yang sedang berdiskusi maupun mengobrol ringan, mengingat hari itu perkuliahan memang sedang libur. Waktu memang masih beberapa menit sebelum pukul 08.00 WIB seperti apa yang disampaikannya kemarin melalui pesan singkat. Sanusi membuka buku agendanya untuk mengecek kembali apa yang hendak dibahasnya pada rapat kali ini.
Lima menit sebelum pukul 08.00 WIB, Sartono tiba dan langsung menyalami Sanusi. Sartono adalah satu dari delapan koordinator panitia yang Sanusi pimpin.
"Panitia lain pada kemana?", tanya Sartono kepada Sanusi.
"Masih belum hadir, baru kita yang hadir, lagipula masih ada 5 menit sebelum pukul 08.00 WIB.”
"Apakah semuanya konfirmasi hadir?"
"Sebagian besar bilang bisa hadir, hanya Sulastri yang izin"
"Izin apa? izin tidak hadir?"
"Bukan, dia izin telat katanya dia harus mengantar adiknya ke sekolah terlebih dahulu."
"Oh, begitu. Tuh Sayaka.", tunjuk Sartono ke seberang jalan.
Beberapa saat kemudian Sayaka sampai di tempat dimana Sartono dan Sanusi duduk.
"Saya nggak telat kan?" tanya Sayaka dengan nafas yang masih terengah-engah karena dia berlari dari kosannya takut telat.
"iya, enggak telat kok, kamu datang pas pukul 08.00", timpal Sanusi seraya melihat arlojinya.
"Yang lain kemana? Baru bertiga nih?" tanya Sayaka lagi.
"Iya, lima orang lainnya belum datang", jawab Sartono sambil melihat ke sekeliling taman barangkali ada panitia lain yang sudah hadir tapi tidak mengetahui keberadaan mereka bertiga.
"Bagaimana ini? Mau dimulai sekarang?" tanya Sanusi kepada dua orang temannya.
"Kalau tunggu sebentar lagi bagaimana? Sekitar 10 menit. Sambil kita hubungi mereka", Sayaka memberi saran.
"Baiklah, coba Sayaka kamu hubungi Susanti, Sartono kamu coba hubungi Sukiman, saya coba hubungi Siswanto dan Suryati", kata Sanusi.

“Hallo, Susanti, kamu dimana?”
“Hallo Sayaka, saya sebentar lagi sampai kok, kalian kelihatan dari sini”
“Sebelah mana?”, Tanya Sayaka lagi sambil mencari-cari keberadaan Susanti.
“Di samping masjid”, melambaikan tangan kea rah Sayaka
Sayaka pun menutup teleponnya, lalu membalas lambaian tangan Susanti.

“Hallo Sukiman, kamu masih dimana? Rapatnya mau mulai nih.”
“Hallo, saya otw (on the way) nih”
“Oh gitu, berarti sebentar lagi sampai ya?”
“Iya”
“Baiklah, ditunggu ya.”
Belum sempat Sartono menutup telepon, terdengar suara di ujung telepon.
“Sukiman, sarapan dulu”
Lalu telepon pun terputus.
“Bagaimana? Sukiman sudah sampai mana?”, Tanya Sanusi kepada Sartono.
“Dia bilangnya otw, tapi tadi kedengaran suara Ibunya nyuruh Sukiman sarapan dulu”
“Wah itu masih di rumah kayaknya, otw-nya Sukiman itu masih di jalan dalam rumah”
“Hahaha”
“Sekarang saya coba hubungi Siswanto”

“Halo Sis, dimana sekarang? Ingat kan hari ini kita rapat?”
“Halo San, masih di jalan nih”
“Di jalan dimana? Bukan di jalan dalam kostan kamu kan? Gak biasanya kamu telat.”
“Enggak kok, saya masih di depan kosan Suryati, di minta berangkatnya bareng. Saya masih menunggu dia. Saya sebenarnya gak enak sama kalian, tapi Suryati lama nih”
“Oke, baiklah, ditunggu ya.”

“Kita mulai saja rapatnya ya walaupun hanya dua orang”
“Enggak nunggu mereka sampai dulu?”
“Enggak usah, nanti mereka terbiasa, mereka berpikir bahwa datang tidak sesuai jadwal yang ditentukan juga masih ditungguin. Ini juga untuk mengapresiasi kalian berdua yang sudah datang tepat waktu, kalau tidak seperti ini bisa-bisa kalian lain kali bisa telat juga karena menganggap ‘ah paling juga yang lain telat’. Saya nggak mau itu terjadi.”
“Oke, siap.”

Akhirnya mereka berdiskusi sejauh apa persiapan yang telah dilakukan dan apa masalah-masalah yang sedang mereka hadapi. Barulah pukul 08.57 WIB mereka lengkap semua. Mereka berdiskusi hingga menjelang adzan Dzuhur. Sebelum menutup rapat pada hari itu, Sanusi berbicara.

“Sebelum rapat ini saya tutup, saya ingin berpesan kepada kalian, agar kejadian hari ini tidak terulang lagi. Sebagian besar dari kalian datang terlambat hari ini. Jangan dibiasakan menyepelekan waktu, jangan gunakan jam karet kalian saat memiliki janji dengan orang lain. Kalian harus menghargai, bahwa ada orang yang berkorban supaya datang tidak terlambat. Mungkin kalian, bisa menunda-nunda suatu pekerjaan, tapi kalian juga harus ingat bahwa waktu tidak bisa ditunda, waktu berjalan terus. Semoga dapat dijadikan pelajaran untuk kedepannya. Wassalamualaikum”

*Jam karet penulis gunakan sebagai istilah jam yang dimiliki oleh orang yang kurang disiplin terhadap waktu.


Share this:

CONVERSATION

0 komentar:

Post a Comment