image1 image2

BUBURBULATです |WELCOME TO MY PERSONAL BLOG|数学と芸術が大好き

Tukang cukur dan Pelanggannya

Beberapa hari yang lalu saya pergi ke tukang cukur buat potong rambut yang sudah mulai mengembang, kumis yang sudah sering kegigit-gigit, dan jenggot yang udah menjalar kemana-mana. Tapi bukan soal cukur-mencukur yang mau saya ceritain. Melainkan tukang cukur dan pelanggannya.

Pada saat itu, saya datang ke tempat cukur dan mendapati seorang bapak duduk di depan tempat potong rambut sembari memainkan smartphonenya. Bapak tersebut masih mengenakan baju kampret, sepertinya ia belum sempat pulang setelah shalat gerhana matahari. Tempat potong rambut ini masih belum buka. Tampak bayangan seorang pria di dalam sedang membersihkan ruangan tempat cukur. Beberapa menit kemudian akhirnya di buka. Saya menunggu bapak tersebut masuk duluan, karena saya datang belakangan. Duduklah bapak tersebut di kursi eksekusi. Smartphonenya dia taruh di meja tempat peralatan cukur disimpan.

Saya baru pertama kali ke tempat cukur ini, tempat cukurnya dipenuhi oleh hiasan botol-botol minuman keras, tukang cukurnya masih muda dan bertattoo dan di telinganya ada piercing. Penilaian saya udah negatif di situ. Sementara bapak tersebut dipotong rambutnya, saya melihat-lihat tumpukkan majalah, siapa tahu ada majalah olahraga harian. Tapi ternyata, semua majalahnya adalah majalah fashion laki-laki lengkap dengan foto cowok-cowok metro memamerkan enam kotaknya. Saya gak jadi membacanya. Hahaha

Tibalah giliran saya untuk duduk di kursi eksekusi, bapak yang sebelumnya dicukur bilang ke tukang cukurnya akan membeli sesuatu terlebih dahulu di minimarket depan. Saya mengira bapak tersebut menyadari bahwa dia adalah pelanggan pertama sehingga jika bapak tersebut memberi uang dengan pecahan besar akan mendapatkan kembalian, jadi dia berniat untuk memecahkan uangnya. 

Setelah setengah proses saya dipotong rambutnya, bapak tersebut kembali tanpa membawa suatu barang apapun. Dalam pikiran saya, bapak tersebut gagal memecahkan uangnya. Dia bertanya berapa dia harus membayar jasa mencukur rambutnya. Tukang cukur tersebut bilang Rp. 15.000,00. Bapak tersebut lalu memberinya uang pecahan Rp.20.000,00 dan bilang kembaliannya ambil saja dan langsung keluar ruangan.

Sayapun bergumam, alangkah senangnya tukang cukur tersebut diberi uang tips lebih, mengingat beberapa persen dari tarif cukur juga akan masuk ke kantong bosnya. Sambil menatap kembali ke cermin, saya melihat ada smartphone tergeletak di meja. Saya baru teringat bahwa smartphone itu milik bapak yang sebelumnya dicukur. Saya lihat bapak itu masih berada di tempat parkir berusaha menyalakan sepeda motornya. Belum sempat saya mengalihkan pandangan saya ke smartphone yang tergeletak, Sesosok tangan meraih smartphone tersebut dengan sangat cepat. Ya tangan itu adalah tangan tukang cukur.

Dia segera berlari keluar ruangan dan memberikannya kepada bapak tersebut. Dari kejadian tersebut saya teringat bahwa jika seseorang berbuat suatu maka dia akan mendapatkan balasannya, baik itu yang disadarinya ataupun tidak disadarinya. 

فَمَن يَعمَل مِثقالَ ذَرَّةٍ خَيرًا يَرَهُ
Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah (atom), niscaya dia akan melihat balasan nya (Q.S. Az-Zalzalah ayat 7)
هَل جَزاءُ الإِحسانِ إِلَّا الإِحسانُ
Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula) (Q.S. Ar-Rahman ayat 60)

Share this:

CONVERSATION

0 komentar:

Post a Comment