image1 image2

BUBURBULATです |WELCOME TO MY PERSONAL BLOG|数学と芸術が大好き

Smart ala Matematika

Beberapa orang seringkali menganggap bahwa Matematika itu adalah pelajaran yang sulit. Matematika juga sering diidentikkan dengan rumus-rumus yang membuat pusing. Label galak ataupun pemarah seringkali disematkan kepada Guru Matematika. Lengkap sudah anggapan tersebut dijadikan alasan untuk tidak menyukai Matematika. Hal-hal diatas mungkin diamini oleh mereka yang tidak menyukai Matematika. Sedangkan bagi mereka yang menyukai Matematika. Matematika bisa diibaratkan teka-teki atau permainan yang menyenangkan. Mengerjakan soal Matematika diibaratkan menghadapi suatu masalah dalam permainan yang bagaimanapun susahnya akan dipikirkan untuk mencari jalan keluarnya. Pada saat berhasil menyelesaikan soal, kesenangan itu menjadi berlipat-lipat ganda. Apalagi jika untuk menyelesaikan soal tersebut, kita sudah berjuang sekuat tenaga, memeras otak memikirkan cara untuk menyelesaikan soal tersebut.

Dalam kehidupan sehari-hari tidak sedikit orang yang menganggap bahwa orang yang senang atau sedang menekuni Matematika itu adalah orang yang mahir dalam hitung-menghitung. Anggapan ini biasanya muncul dari orang-orang yang tidak menyukai Matematika. Mereka seringkali bilang dengan nada bercanda, “bagaimana nih katanya anak Matematika?”, ketika saya kebetulan salah menghitung. Anggapan mereka tentang anak Matematika yang mahir hitung-menghitung tidak sepenuhnya salah, tapi bukan itu yang menjadi tujuan utama dalam pembelajaran Matematika. Tujuan dari belajar Matematika adalah melatih kita untuk dapat berpikir secara logis dan sistematis. Selain itu banyak sifat-sifat dari Matematika yang dapat kita ambil hikmahnya.

Pertama, Matematika melatih kita untuk berpikir secara logis dengan berdasarkan kepada argumen-argumen atau premis-premis yang sudah ada sebelumnya yang tentu saja sudah kita selidiki terlebih dahulu kebenarannya. Dengan begitu dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi tidak asal mengambil keputusan. Hasil yang diperoleh pun pasti akan benar selama premis-premis yang dijadikan alasan mengambil keputusan tersebut benar. Implementasinya pada kehidupan sehari-hari misalkan kita menghadapi masalah yaitu tidak lulus ujian. Dalam proses berpikir secara logis, kita berpikir dengan cara merekonstruksi masalah tersebut sehingga diperoleh catatan seperti berikut:

[blockquote]

Jika kita tidak memperhatikan pelajaran maka kita tidak mengerti materi pelajaran

Jika kita tidak mengerti materi pelajaran maka kita tidak bisa mengerjakan soal ujian

Jika kita tidak bisa mengerjakan soal ujian maka kita tidak lulus ujian

Kita tidak lulus ujian
[/blockquote]

Pada saat kita tidak lulus ujian, secara logis kita dapat menemukan pangkal masalah yang sedang kita hadapi, sehingga kita bisa memberi solusi terhadap masalah yang sedang kita hadapi tersebut.

Kedua, Matematika itu mengajarkan tingkat kewaspadaan. Dalam pelajaran Matematika materi tertentu ada langkah-langkah yang harus dikerjakan terlebih dahulu sebelum mengerjakan ke langkah selanjutnya. Pada saat langkah pertama sudah tidak dapat dipenuhi maka kita tidak bisa melanjutkan ke langkah selanjutnya. Berikut adalah contoh pengerjaan soal matematika yang memiliki unsur melatih tingkat kewaspadaan.

soal matematika

Dari soal tersebut, kita tidak bisa langsung serta-merta mengoperasikan limit tersebut karena jika langsung dioperasikan maka akan muncul bentuk 0/0. Dengan demikian kita harus merubah bentuk tersebut sedemikian sehingga tidak akan muncul bentuk 0/0.

Terakhir, Matematika itu mengajarkan ketelitian. Kunci utama dalam mengerjakan persoalan Matematika adalah ketelitian. Bagaimanapun pandainya seseorang menguasai konsep materi, rumus-rumus, definisi, teorema dan lain sebagainya jika tidak teliti pada saat mengerjakan soal Matematika akan fatal akibatnya. Matematika tidak mengenal toleransi, jika salah maka salah. Walaupun kesalahannya hanya sedikit, salah tetaplah salah. Jadi betapa pentingnya sebuah ketelitian dalam Matematika.

Dari paparan di atas, definisi smart itu tercermin dari sifat yang diajarkan oleh Matematika. Smart adalah mampu bertindak secara cepat dan tepat dengan berpikir secara logis, mewaspadai segala kemungkinan yang akan terjadi, dan teliti ketika menghadapi suatu masalah. Ada beberapa hal yang membuat saya merasa smart.

Pertama, menjadi seseorang yang menyukai Matematika. Hal ini sepertinya berkaitan erat dengan dari mana saya berasal. Saya lahir dari kedua orang tua yang menyukai Matematika sehingga darah menyukai Matematika. Mereka berdua yang mengenalkan saya pada Matematika. Berdiskusi hal-hal yang berkaitan dengan Matematika. Saling melemparkan teka-teki yang ada hubungannya dengan Matematika. Kedua, menjadi pelajar yang sedang menekuni ilmu Matematika. Saat ini saya sedang kuliah mengambil jurusan Pendidikan Matematika. Keseharian saya adalah belajar Matematika dan melakukan kegiatan yang banyak kaitannya dengan Matematika. Ketiga,  mengajarkan Matematika sehingga semakin banyak lagi orang yang menyukai Matematika. Sebisa mungkin ketika ada yang meminta diajari atau diskusi Matematika saya memberikan kemampuan yang saya mampu untuk memberikan penjelasan sejelas mungkin dan dengan cara yang menarik. Dengan harapan orang yang diajak berdiskusi Matematika, menjadi suka dan lebih suka dengan Matematika.

DSC00066

Merasa smart disini bukan dalam arti terlihat keren karena menyenangi sesuatu yang oleh sebagian besar orang justru tidak disenangi, melainkan karena dengan menyukai Matematika, bersinggungan dengan Matematika dan bergaul dengan Matematika saya belajar sifat-sifat yang ada pada Matematika. Saya belajar berpikir secara logis sehingga mampu memutuskan sesuatu secara tepat. Saya belajar kewaspadaan yang menuntun saya untu tidak salah dalam melangkah dan melangkah ke arah yang benar. Saya belajar ketelitian sehingga dalam keputusan yang diambil saya tidak mengalami kekecewaan. Masih banyak hal yang bisa kita ambil hikmahnya dari Matematika. Mari kita menyukai Matematika. Mari belajar Matematika. Matematika sahabat kita. Smart itu Matematika.



Emak Gaul

Share this:

CONVERSATION

0 komentar:

Post a Comment