image1 image2

BUBURBULATです |WELCOME TO MY PERSONAL BLOG|数学と芸術が大好き

Kemampuan Spasial

Piaget dan Inhelder (dalam Tambunan, 2006) menyebutkan bahwa kemampuan spasial sebagai konsep abstrak yang di dalamnya meliputi hubungan spasial (kemampuan untuk mengamati hubungan posisi objek dalam ruang), kerangka acuan (tanda yang dipakai sebagai patokan untuk menentukan posisi objek dalam ruang), hubungan proyektif (kemampuan untuk melihat objek dari berbagai sudut pandang), konservasi jarak (kemampuan untuk memperkirakan jarak antara dua titik), representasi spasial (kemampuan untuk merepresentasikan hubungan spasial dengan memanipulasi secara kognitif), rotasi mental (membayangkan perputaran objek dalam ruang). Sementara Howard Gardner (1993: 173) mengungkapkan dalam bukunya yang berjudul Frames of Mind bahwa kemampuan spasial adalah suatu kemampuan untuk menangkap ataupun membayangkan dunia ruang secara akurat, serta mampu melakukan perubahan melalui penglihtan dan menciptakan bayangan dari benda.

Senada dengan Howard Gardner, Armstrong (2009:7) menyebutkan bahwa kemampuan spasial adalah kemampuan untuk melihat dunia visual-spasial secara akurat dan kemampuan untuk melakukan perubahan dengan penglihatan atau membayangkan. Kemampuan ini berkaitan dengan warna, garis, bangun, bentuk, ruang, serta hubungannya. Hal ini termasuk kemampuan untuk membayangkan, menggambarkan ide visual-spasial dan menjelaskan secara akurat susunan keruangan.

Sementara itu Maier (1998) mengemukakan bahwa kemampuan spasial adalah kecakapan yang dimiliki oleh manusia yang relevan dengan tingkat tinggi di kehidupan kita. Maier menambahkan bahwa kemampuan spasial terdiri dari lima elemen.

Spatial Perception kemampuan yang membutuhkan letak benda yang sedang diamati secara horizontal ataupun vertikal. Maier memberi contoh kemampuan yang membutuhkan letak vertikal adalah ketika sesorang ingin meletakkan suatu frame di dinding, dia meminta orang lain untuk memegang tali pada salah satu ujungnya agar tali lurus secara vertikal, dan dia mengamati agar dapat meletakkan frame secara benar. Sementara untuk kemampuan yang membutuhkan letak horizontal adalah ketika seseorang ingin mengetahui banyaknya air yang sama pada beberapa gelas identik yang posisinya dirubah.
Visualization adalah kemampuan untuk menunjukan aturan perubahan atau perpindahan penyusun suatu bangun baik tiga dimensi ke dua dimensi ataupun sebaliknya. Maier memberi contoh suatu oktahedron pejal diiris oleh suatu bidang. Maier juga memberi contoh lain adalah dengan membandingkan suatu bangun ruang dengan beberapa macam jaring-jaringnya.
Mental Rotation adalah kemampuan untuk memutar benda dua dimensi dan tiga dimensi secara tepat dan akurat.
Spatial Relation yaitu kemampuan memahami susunan dari suatu obyek dan bagiannya serta hubungannya satu sama lain. Maier memberikan contoh dengan sebuah kubus yang sisi-sisinya diberi tanda A-F, dan kemudian ditentukan hubungan antar sisi-sisi tersebut. Contohnya adalah bahwa sisi A berlawanan dengan sisi F, sisi B berlawanan dengan sisi D, dan sisi C berlawanan dengan sisi E.
Spatial Orientation adalah kemampuan untuk mengamati suatu benda dari berbagai keadaan. Maier memberi contoh ketika seorang wanita dipotret dari empat sisi yaitu depan, belakang, samping kanan, dan samping kiri, maka hasilnya akan nampak dalam berbagai sudut pandang.

Pendapat lain yang diungkapkan Velez, Deborah dan Marilyn (dalam Syahputra, 2011) mengelompokkan kemampuan spasial ke dalam lima kelompok yaitu:

  1. Orientasi spasial adalah kemampuan menduga secara akurat perubahan orientasi suatu obyek,

  2. Memori lokasi spasial adalah kemampuan untuk mengingat posisi obyek dalam suatu urutan,

  3. Visualisasi spasial adalah kemampuan mengenal dan menghitung perubahan orientasi pada suatu adegan.

  4. Disembedding adalah kemampuan untuk menemukan suatu obyek sederhana yang diletakkan dalam gambar yang lebih rumit, dan

  5. Persepsi spasial adalah kemampuan menemukan arah horizontal dan vertikal yang paling lazim dalam suatu keadaan yang polanya dialihkan.

Sedangkan Howard Gardner (1993) mengelompokkan kemampuan spasial ke dalam tiga kelompok umum yaitu:


  1. Kemampuan melihat dan membayangkan bentuk dari benda,

  2. Kemampuan melihat serta menciptakan perbedaan, keseimbangan dan komposisi dalam tayangan visual/ruang, dan

  3. Kemampuan menciptakan gambaran-gambaran visual ruang dari dunia dan mentransfer semua gambaran-gambaran itu secara abstrak.

Kemampuan spasial sangat diperlukan untuk menyelesaikan berbagai macam masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya adalah membaca peta, berkendara, memasukkan benda ke dalam kotak, bercermin dan lain-lain. Kemampuan ini juga dibutuhkan dalam berbagai macam bidang studi, diantaranya adalah: seorang astronom memahami struktur tata surya dan pergerakan antar planetnya, seorang engineer  memahami hubungan antar komponen pada mesin, seorang ahli radiologi yang menginterpretasikan gambar sinar X, dan lain sebagainya.

Hoerr, Boggeman, dan Wallach (2010: 200) menyebutkan bahwa kemampuan spasial dapat dikembangkan dengan cara mengintegrasikan kemampuan spasial terhadap kurikulum di sekolah yang berlaku dalam kegiatan belajar dan mengajar. Sehingga selama anak bersekolah keampuan ini dapat dipelihara, dikembangkan dan ditingkatkan. Howard Gardner (dalam Hoerr et al , 2010:200) menambahkan bahwa kemampuan spasial dapat dikembangkan dengan cara memberikan anak kesempatan untuk mengembangkan kemampuannya dan pikirannya dengan memberinya permasalahan yang dapat diselesaikan dengan caranya sendiri baik dengan cara yang sudah biasa dilakukan ataupun dengan cara modern.

Menurut Armstrong (2009) ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan kemampuan anak secara umum yaitu:

  1. Bawaan lahir, meliputi sifat keturunan atau gen serta cedera pada otak sebelum, selama, dan setelah lahir.

  2. Riwayat hidup meliputi pengalaman bersama orang tua, guru, sahabat dan orang lain yang dapat meningkatkan kemampuan.

  3. Budaya dan latar belakang meliputi waktu dan tempat seorang anak lahir dan tumbuh berkembang.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis mengambil kesimpulan bahwa:

Kemampuan spasial adalah kemampuan untuk membayangkan secara tepat dan akurat obyek-obyek dalam suatu ruang, mengetahui hubungan obyek-obyek tersebut dalam ruang dan mampu memanipulasi di dalam pikirannya. Kemampuan Spasial terdiri dari empat indikator yaitu: 1) Spatial Perception adalah kemampuan spasial yang membutuhkan letak horizontal serta letak vertikal, 2) Visualization adalah kemampuan untuk menunjukkan aturan perubahan atau perpindahan penyusunnya dari suatu susunan, 3) Spatial Relation adalah kemampuan memahami susunan dari suatu obyek dan bagiannya serta hubungannya satu sama lain, dan 4) Spatial Orientation  adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dalam suatu ruang.

 Daftar Pustaka

Armstrong, Thomas.(2008). Multiple Intelligences in the Classroom. Alexandria: ASCD.

Gardner, Howard.(1983). Frames of Mind, The Theory of Multiple Intelligence.New York: Basic Books.

Hoerr, T.R., Boggeman, S. and Wallach, C. (2010). Celebrating Every Learner, Activities and Strategiesfor Creating a Multiple Intelligences Classroom. San Francisco: Jossey-Bass.

Maier, Peter Herbert.(1998)."Spatial Geometry and Spatial Ability - How to make solid Geometry solid?", dalam Annual Conference of Didactics of Mathematics 1996.63-75.Osnabrueck: University of Osnabrueck.

Syahputra. Edi.(2011). Peningkatan Kemampuan Spasial dan Disposisi Matematis Siswa SMP dengan Pendekatan PMRI Pada Pembelajaran Geometri Berbantuan Komputer. Disertasi Doktor pada Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.

Tambunan.(2006)."Hubungan Antara Kemampuan Spasial dengan Prestasi Belajar Matematika" dalam Makara, Sosial Humaniora.10,(1),27-32.

Share this:

CONVERSATION

0 komentar:

Post a Comment